Senin, 31 Januari 2011

PENTINGNYA AGROINDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL


1. Latar Belakang

Banyak orang meyakini bahwa pembangunan Agroindustri merupakan kelanjutan dari pembangunan pertanian berhasil , m aka pembangunan agroindustri pun berhasil . begitu pula sebaliknya , bila pembangunban pertanian gagal , maka pembangunan agroindustri pun sulit untuk berkembang . hal ini dapat dimengerti karena sebagian besar input atau bahan baku dari agroindustri berasal dari pertanian.
Pada intinya  , peran agroindustri dalam perekonomian nasional suatu negara adalah sebagai berikut :
  1. Mampu meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis khususnya dan pendapatan masyarakat pada umumnya ;
  2. Mampu menyerap tenaga kerja ;
  3. Mapui meningkatkan perolehan devisa ;
  4. Mampu menumbuhkan industri yang lain , khususnya industru pedesaan.

2. Kerangka Teori

     Agroindustri menurut Manalili (1996) dan Sajise (1996) adalah fase pertumbuhan setelah pembangunan pertanian, tetapi sebelum pembangunan tersebut memulai ke tahapan pembangunan industri . jadi setelah pembangunan pertanian diikuti oleh pembangunan agroindustri kemudian pembangunan industri . sementara itu , ahli yang lain Soeharjo (1991) menyebutkan adalah pengolahan hasil pertanian dan karena itu agroindustri merupakan bagian dari enam subsistem agribisnis yang disepakati selama ini yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan , usaha tani, pengolahan hasil (agroindustri), pemasaran, sarana dan pembinaan.
     Namun sayangnya , seringkali kita dihadapkan pada kesuliatan memperoleh data kalau pembahasan soal agroindustri itu dilakukan secara makro . alasanya adalah karena seringkali data tentang agroindustri dan pertanian itu menjadi satu . hal ini paling tidak di Indonesia , pembinaan agroindustri dilaksanakan oleh berbagai instansi, antara laian di Departemen Pertanian ada unit yang namanya , Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, di Departemen Perindustrian ada unit yang namanya Direktorat Agroindustri di kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi juga ada unit yang menangani Agroindustri , dan di biro Pusat Statistik juga ada data pengolahan Agroindustri.
     Walau demikian, barangkali ada baiknya disimak data yang dikemukakan Menteri Pertyanian di bawah ini yang barangkali bisa dipakai untuk menjelaskan secara makro posisi agroindustri dalam perekonomian Indonesia. Menteri Pertanian Prof. Dr . Bungaran Saragih (2000) menjelaskan sebagai berikut :
  1. Produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian (termasuk didalamnya pertanian rakyat, perkebunan peternakan perikanan dan kehutanan) adalah Rp 214,9 triliun ata sekiotar 19,4 % dari nialai total PDB nasional pada tahun 1999.
  2. Devisa ekspor sektor pertanian menyumbang US$ 2.901,4 juta atau sektar 5,96% terhadap total nilai ekspor Indonesia .
  3. Sektor pertanian mampu menyerap sekitar lebih dari 50% angkatan kerja Indoensia yang berjumlah sekitar 80 juta orang.
  4. Dari sekitar 33,42 unit usaha kecil yang beroperasi di Indoensia , ada sekitar 21,4 juta atau 64% bergerak di sektor pertanian.







3. Pembahasan

3.1 Menyerap Tenaga Kerja

     Berikut penjelasan mengenai jumlah unit agroindustri pengolahan makanan , tenaga kerja yang digunakan, nilain investasi, niali produksi, dan niali bahan baku.

Provinsi
Jumlah Unit
Tenaga Kerja
(orang)
Nilai Investasi (Juta Rp)
Nilai Bahan Baku (Juta Rp)
Nilai Produksi (Juta Rp)
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Bali & NTT
Sulawesi
Maluku & Irian
75.147
392.270
6.858
37.669
27.501
2.996
281.461
2.570.217
18.151
1.145.089
87.522
9.689
790.377
875.020
25.380
1.039.740
89.104
11.146
787.272
5.335.319
38.580
240.313
156.584
16.559
1.667.954
9.272.548
117.300
505.918
449.003
31.227
TOTAL
542.441
4.112.129
2.830.767
6.574.637
12.053.950
Sumber : Barorah dan Hanafiah (2004)

     Data yang disajikan tabel diatas memberikan petunjuk sebagai berikut:
  1. Jumlah unit Agroindustri yang paling banyak adalah di Jawa dan yang paling sedikt berada di maluku dan Irian.
  2. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di Agroindustri yang paing banyak berada di Jawa , sementara itu yang paling kecil berada di Maluku danm Irian.
  3. Nilai investasi tyerbesar berada di Bali dan nilai investasi tyerkecil berada di Maluku dan Irian
  4. Nilai produksi terbesar juga berada di jawa dan nilai produksi terkecil berada di Maluku dan Irian.

Banyaknya jumlah unit pengolahan bahan makanan , tenaga kerja yang digunakan , dan besarnya nilai produksi terbesar berada di jawa dapat dimengerti karena pertumbuhan perekonomian dan jumlah penduddk di Jawa lebih besar bila dibandingkan dengan luar Jawa .
Berikut akan diperlihatkan perkembangan jumlah tenaga kerja di 40 macam perusahaan agroindustri selama lima tahun  terakhir , 2000-2004

No
Tahun
Jumlah (orang)
1
2
3
4
5
2000
2001
2002
2003
2004
744.347
750.930
758.836
785.021
787.107
Sumber : Direktorat Agroindustri, Departemen Perindustrian (2005)

Oleh 40 macam agroindustri yang dimonitor lembaga ini disajikan di tabel di atas.
Ke-40 macam jenis agroindustri ,seperti yang dituliskan di tabel di atas adalah sebagai berikut:
  1. Air minum dalam kemasan
  2. Bir
  3. Biskuit
  4. Buah dalam kaleng
  5. Coklat olahan
  6. Daging dalam kal;eng
  7. Tepung kelapa
  8. Es batu
  9. Es krim
  10. Gula lainnya
  11. Ikan dan udang beku
  12. Ikan dalam kaleng
  13. Susu dan makanan dari susu
  14. Kecap dan saos lainnya
  15. Kembang gula
  16. Kerupuk udang
  17. Kopi bubuk dan instan
  18. Kulit samak
  19. Margarine
  20. Mete olahan
  21. Mie instant
  22. Minuman beralkohol
  23. Minuman ringan ber CO2
  24. Minuman ringan tidak ber CO2
  25. Minyak goreng kelapa ‘
  26. Minyak goreng lain dari nabati
  27. Minyak goreng kelapa sawit
  28. Monosodium glutamate
  29. Olahan rumput laut
  30. Pakan ternak dan pakan ikan
  31. Rokok cerutu
  32. Rokok kretek
  33. Rokok putih
  34. Sari buah
  35. Sayuran dalam kaleng
  36. Makanan ringan
  37. Teh olahan
  38. Tepung ikan
  39. Tepung tapioka
  40. Tepung terigu.



3.2  Meningkatkan Perolehan Devisa Ekspor
     Hasil ekspor dari hasil pertanian primer pada tahun 1999 mencapai US$ 2.901,4 juta atau sekitar 5,96% dari total nilai ekspor indonesia yang nilainya sebesar US$ 48.665,4 juta (termasuk minyak bumi dan gas). Namun jika minyak bumi dan gas ini tidak dihitung dalam nilai ekspor, maka kontribusi pertanian meningkat menjadi7,46% dari total nilai ekspor sebesar US$ 38.873,2 juta (Saragih, 2000)
     untuk 40 macam produk agroindustri yang secara ruytin dimonitor oleh Direktorat Agroindustri, berikut tabelnya :

No
Tahun
Nilai Ekspor (Juta US$)
1
2
3
4
5
2000
2001
2002
2003
2004
2.767,6
2.743,6
3.233,1
3.528,3
2.197,9*
*angka sementara sampai triwulan ketiga 2004
Sumber , Direktorat Agroindustri, Departemen Perindustrian (2005)

3.3 Meningkatkan Investasi
     Nilai investor dari 40 macam produk Agroindustri sperti yang telah dituliskan sbelumnya , menunjukan perkembangan yang mengembirtakan , yaitu berkisar antara Rp 26.000- Rp 28.000 miliar, berikut data selengkapnya yang akan dijelaskan dalam bentuk tabel :






No
Tahun
Nilai Investasi (Milyar Rp)
1
2
3
4
5
2000
2001
2002
2003
2004
26.856,3
27.190,4
27.287,7
27.850,1
27.000,0*
*Angka  sementara sampai triwulan ketiga 2004
Sumber: XDirektorat Agroindustri, Departemen Perindustrian (2005)

3.4 Memunculkan Industri Baru

     Dalam rangka meningkatkan tampilan khususnya di bidang pangan maka Masyarakat pengolahan Agroindustri melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
  1. Meningkatkan kualitas dan keamanan produk
  2. Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan para pengelola dan pekerja
  3. Melakukanm strategi pemasaran dengan cara pengembangan dan diversifikasi produk
  4. Meningkatkan promosi
  5. Meningkatkan jasa pelayanan dan informasi
  6. Meningkatkan jasa pelayanan dan informasi
  7. Meningkatkan networking ;dan meningkatkan teknik-teknik baru secara terus-menerus

Upaya-upaya tersebut juga memunculkan industri baru , dahulu nira tebu hanya untuk gula ,tetapi sekarang nira dan tebu juga bisa di pakai untuk indistri lain. Sekarang juga tengah dikembangkan pembangunan agroindustri. Melalui pendekatan Integrated Agroindustrial System atau sistem agroindustri terpadu. Sebagai contoh , agroindustri yang mamapui memunculkan agroindustri lainnya antara lain , untuk bahasan di sini adalah tanaman tebu dan ketela pohon.
4. Kesimpulan

     Dalam tahap pembangunan, banyak ahli yang mengemukakan bahwa setyelah era pembangunan pertanian, maka terjadilah era pembangunan agroindustri. Suksesnya pembangunan pertanian akan memunculkan banyaknya kegiatan agroindustri. Oleh karena itu , peran sektor pertanian dan juga sektor agroindustri hendaklah saling kait mengait dalam menyumbangkan kontribusi terhadap perekonomian Indoensia.
     Untuk perkembangan lebih lanjut dari agroindustri ini, agar tampilannya lebih baik lagi pada masa depan, Soekartawi (1996,2005) menyarankan untuk dilakukan hal-hal sebagai berikut :
  1. Melakukan penyesuaian terhadapn perubahan global
  2. Menigkatkan pertumbuhan melalui inovasi , investasi dan perdagangan;
  3. Menghilangkan faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan;
  4. Menigkatkan efisiensi di semua sektor yang mempunyai kemampuan untuk memengaruhi perkembangan agroindustri lebih lanjut;
  5. Menigkatkan kualitas manajerial melalui peningkatan kualitas SDM; dan
  6. Mampu mandiri dengan tidak bagitu menggantungkan diri pada pihak lain
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar